Kampar (Matariaubertuah.com),-Debat publik yang digelar KPU Kampar pada 2 November 2024 memberikan kesempatan kepada para kandidat untuk memaparkan visi dan misi mereka. Meski acara berlangsung lancar, ada beberapa hal yang perlu dikritisi agar debat ke depan bisa lebih menjawab kebutuhan masyarakat Kampar secara efektif:

  1. Minimnya Rencana Aksi Konkret
    Sebagian besar kandidat menyampaikan visi dan misi yang bersifat umum dan normatif. Rencana yang diusulkan kurang menggambarkan langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah-masalah krusial di Kampar, seperti kemiskinan, pendidikan rendah, dan ketenagakerjaan. Masyarakat mengharapkan solusi yang jelas, terukur, dan realistis agar bisa langsung diterapkan di lapangan.
  2. Pengabaian Terhadap Pentingnya Inklusi Gender
    Dengan jumlah pemilih perempuan mencapai 296.486 orang, atau hampir setengah dari total pemilih di Kampar, isu kesetaraan gender seharusnya menjadi perhatian utama. Sayangnya, pembahasan mengenai kebijakan yang berpihak pada perempuan dan kelompok rentan terkesan minim. Kandidat diharapkan menawarkan program konkret untuk pemberdayaan perempuan, mengingat besarnya potensi suara perempuan dalam menentukan hasil Pilkada ini.
  3. Kurangnya Fokus pada Isu Lingkungan dan Pertanian Berkelanjutan
    Kampar yang memiliki wilayah agraris seharusnya lebih menyoroti isu lingkungan dan pertanian berkelanjutan, yang juga berkaitan erat dengan konflik agraria. Kandidat diharapkan lebih serius dalam menawarkan solusi terhadap isu ini, mengingat dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat. Perlindungan lingkungan dan kebijakan agraria yang berkeadilan perlu menjadi bagian penting dalam visi kandidat.
  4. Kurangnya Orientasi pada Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
    SDM adalah aset utama bagi perkembangan Kampar, tetapi fokus terhadap peningkatan kualitas pendidikan, pelatihan kerja, dan program beasiswa kurang tergarap dalam debat. Peningkatan kapasitas SDM sangat krusial untuk mempersiapkan generasi muda Kampar menghadapi tantangan ekonomi dan sosial yang semakin kompleks.
  5. Diskusi Tentang UMKM dan Ekonomi Lokal Kurang Mendalam
    Meski UMKM sempat dibahas, usulan program untuk pengembangannya masih bersifat umum dan belum menunjukkan solusi inovatif. Kandidat diharapkan lebih menggali strategi pengembangan UMKM berbasis teknologi dan pemasaran digital agar pelaku usaha lokal bisa berdaya saing.
  6. Kurangnya Respons Terhadap Tantangan Teknologi dan Ekonomi Digital
    Dalam era digital, kandidat diharapkan lebih responsif terhadap perkembangan teknologi. Sayangnya, isu ini kurang mendapat sorotan. Padahal, akses digital yang merata dapat memberikan manfaat besar bagi pendidikan, UMKM, dan kemudahan informasi publik.

Secara keseluruhan, debat ini memberikan gambaran isu-isu utama di Kampar, namun kandidat diharapkan lebih fokus dan spesifik dalam merumuskan program-program unggulan. Mengingat besarnya partisipasi pemilih perempuan, masyarakat mengharapkan komitmen yang jelas dari para kandidat untuk mengakomodasi kepentingan perempuan.