Rokan Hilir (Matariaubertuah.com),- 24 April 2025 – Tragedi mengenaskan terjadi di area kerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Rokan Hilir, Riau. Dua anak kecil ditemukan tewas tenggelam di kolam lumpur limbah pengeboran (mud pit) yang diduga merupakan bekas aktivitas pengeboran minyak di wilayah Petani 55, Kilometer 24, Jalan Asoka, Kecamatan Rantau Kopar.

Korban diketahui bernama Ferdiansyah Ramadhan (4) dan adiknya Fahri Prada Winata (2). Keduanya ditemukan dalam kondisi mengapung sekitar pukul 14.45 WIB, Selasa (22/4/2025), oleh petugas keamanan. Meski sempat dilarikan ke Puskesmas Rantau Kopar, nyawa keduanya tidak berhasil diselamatkan.

Peristiwa ini menuai keprihatinan luas, termasuk dari kalangan pengamat migas. Aris Aruna, pengamat migas asal Riau, menilai bahwa insiden tersebut menunjukkan lemahnya pengawasan keselamatan di lingkungan kerja PHR.

“PT PHR harus bertanggung jawab atas kejadian fatal ini. Ini bukan kecelakaan biasa, tapi tragedi yang menyangkut nyawa anak-anak. Harus ada audit dan investigasi menyeluruh,” tegas Aris, Kamis (24/4).

Ia menyoroti tidak ditutupnya mud pit pasca pengeboran, padahal semestinya kolam limbah semacam itu ditutup dan diamankan sesuai prosedur keselamatan. Aris juga mempertanyakan peran pengawasan dari SKK Migas terhadap standar keselamatan di wilayah kerja tersebut.

Sementara itu, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, CW Wicaksono, mengatakan pihaknya masih menunggu laporan resmi dari PHR dan mengaku belum menerima kronologi lengkap. Namun ia mengonfirmasi bahwa lokasi tersebut sebelumnya telah dipagari, meski diduga ada akses terbuka menuju area perkebunan sawit.

Menanggapi kejadian ini, Wicaksono menyatakan bahwa pihaknya meminta PT PHR untuk segera melakukan evaluasi terhadap ratusan mud pit yang ada, terutama dari sisi keamanan dan pencegahan insiden serupa.

“Ini harus menjadi pelajaran penting agar tidak terjadi lagi. Perlu ada mitigasi dan peninjauan menyeluruh,” ujarnya.

Pihak PT PHR, melalui Corporate Secretary Eviyanti Rofraida, mengaku sangat prihatin atas peristiwa ini dan telah mengunjungi keluarga korban untuk menyampaikan belasungkawa.

“Perwakilan kami telah datang ke rumah duka pada malam hari saat kejadian untuk menyampaikan simpati secara langsung,” kata Eviyanti dalam keterangan tertulis.

Tragedi ini menambah daftar panjang insiden keselamatan di Blok Rokan sejak resmi dikelola PT PHR pada 9 Agustus 2021 lalu. Selain insiden ini, belasan pekerja dilaporkan telah menjadi korban kecelakaan kerja di area tersebut.

Hingga kini, aparat dan otoritas terkait masih menyelidiki penyebab pasti dan kemungkinan adanya kelalaian dalam prosedur pengamanan area kerja bekas pengeboran minyak tersebut.(smnc)