Pekanbaru (Matariaubertuah.com), Pekanbaru ibu kota Provinsi Riau dan salah satu pusat ekonomi terbesar di Pulau Sumatra, tengah mengalami pertumbuhan pesat. Pada pertengahan tahun 2024, jumlah penduduk kota ini mencapai 1.138.530 jiwa. Memiliki sejarah yang kaya sebagai bekas pusat pengaruh kesultanan Siak, Pekanbaru didirikan pada 23 Juni 1784. Kini, kota ini dihadapkan pada tantangan urbanisasi dan pembangunan infrastruktur yang kompleks.
Dalam konteks ini, pengelolaan lingkungan hidup yang baik adalah kunci untuk pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Sayangnya, perhatian terhadap praktik peraturan lingkungan sering kali diabaikan, terutama di negara-negara berpendapatan rendah. Di Riau, khususnya Pekanbaru, peraturan lingkungan sering dianggap sekunder dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi, padahal dampak dari pengabaian ini dapat merugikan kesehatan masyarakat dan sumber daya alam.
Pembangunan infrastruktur jalan raya tidak hanya penting untuk kemajuan masyarakat, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan. Sebagai proyek berskala besar, pembangunan jalan raya memerlukan bahan konstruksi, peralatan, pendanaan, dan metode pembangunan yang melibatkan banyak pemangku kepentingan. Proyek ini berfungsi sebagai penghubung antar wilayah dan menjadi faktor penentu dalam pembangunan ekonomi serta tata ruang.
Kesadaran akan dampak lingkungan dari proyek jalan raya semakin meningkat. Emisi gas, polusi suara, dan kerusakan keanekaragaman hayati merupakan beberapa masalah yang muncul akibat pembangunan infrastruktur ini. Proses pembangunan, mulai dari persiapan lokasi hingga penerapan pelapis arsitektur, dapat menyebabkan polusi dan dampak negatif lainnya. Oleh karena itu, penting untuk merancang pembangunan jalan raya yang berkelanjutan, yang meminimalkan dampak negatif sambil memenuhi kebutuhan transportasi yang terus berkembang.
Transportasi adalah aspek vital dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan. Namun, tantangan seperti polusi udara, kemacetan lalu lintas, dan kecelakaan perlu dihadapi dengan bijak. Pengembangan kebijakan teknis dan peningkatan kapasitas daerah dalam pengendalian emisi kendaraan bermotor adalah langkah penting untuk menciptakan transportasi yang berkelanjutan.
Keberhasilan program transportasi berkelanjutan di Pekanbaru memerlukan komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat. Penguatan kelembagaan serta penegakan hukum juga sangat penting untuk memastikan kualitas udara dan lingkungan yang lebih baik. Dengan melibatkan pemangku kepentingan dan melakukan pemantauan berkala, kita dapat mencapai tujuan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat bagi generasi mendatang.
Akhirnya, hubungan antara transportasi dan lingkungan tidak dapat dipisahkan. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pembangunan infrastruktur, kita tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tetapi juga melindungi lingkungan dan sumber daya alam untuk masa depan yang lebih baik. Mari kita bersama-sama menciptakan Pekanbaru yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga berkelanjutan dan ramah lingkungan. (rls)
Jumat, 26 Oktober 2024
Oleh: Ir. H. Abdul Kudus Zaini, MT, S.Tr, BCAP, CPC, IPM, ASEAN Eng
Dosen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Jurusan Sipil, Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Riau
Tim Redaksi