Riau (Matariaubertuah.com),- Sabtu, 26 Oktober 2024 – Riski Wahyudi, pemuda kelahiran Desa Sipungguk, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, telah menorehkan prestasi akademik yang membanggakan. Di usianya yang baru 25 tahun, Riski menjadi kandidat doktor sekaligus pengamat ekonomi yang fokus pada Filantropi Islam untuk pengentasan kemiskinan, terutama di Indonesia dan daerah asalnya, Riau.

“Saya melihat betapa besarnya potensi yang ada di Riau ini. Selain kekayaan sumber daya alam, terdapat potensi lain yang menjanjikan jika dikelola dengan efektif, yakni lembaga filantropi Islam (lembaga ZISWAF) yang ada di Provinsi Riau untuk mengatasi kemiskinan,” ujar Riski Wahyudi kepada Matariaubertuah.com. Menurut Riski, filantropi Islam harus lebih dari sekadar amal; ia perlu dikelola dan diarahkan secara strategis agar menciptakan dampak yang lebih signifikan. “Integrasi antara sektor filantropi dan kebijakan pemerintah menjadi langkah penting untuk memastikan bantuan tidak hanya bersifat sementara, tetapi juga memberdayakan masyarakat dalam jangka panjang, seperti bantuan pendidikan berkelanjutan dan modal usaha untuk UMKM,” tambahnya.

Dalam penelitian doktoralnya, Riski mengeksplorasi cara-cara untuk mengoptimalkan tata kelola filantropi Islam agar lebih efektif memperkuat program pengentasan kemiskinan di Riau. Menurutnya, filantropi Islam dapat memainkan peran penting dalam membuka peluang usaha, memperkuat sektor mikro, serta mendukung pendidikan dan kesehatan masyarakat setempat.

Perjalanan pendidikan Riski dimulai di Pondok Pesantren Darul Huda Sipungguk, tempat ia menimba ilmu agama dan membangun pondasi spiritual yang kuat. Setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren, ia melanjutkan studi S1 dan S2 dalam bidang Ekonomi Syariah di UIN Suska Riau, sebelum akhirnya mengambil jenjang S3 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan fokus utama pada Filantropi Islam.

Berbekal latar belakang akademiknya dan semangat besar untuk perubahan sosial, Riski Wahyudi berharap dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat Riau, khususnya di Kabupaten Kampar dan sekitarnya. “Saya yakin bahwa dengan tata kelola filantropi yang baik, Desa Sipungguk dan daerah sekitarnya dapat menjadi pusat ekonomi syariah di Riau, memberdayakan masyarakat, dan mengangkat perekonomian lokal ke tingkat yang lebih tinggi,” tutup Riski dalam wawancaranya bersama Matariaubertuah.com.