Pekanbaru (Matariaubertuah.com)-Menjelang Pilkada Riau 2024, Dr. (C). Delpi Susanti, S.IP., M.IP., seorang pengamat pemerintahan dan tokoh perempuan muda Riau, menekankan pentingnya visi dan misi yang berpihak pada perempuan. Berdasarkan data dari KPU Provinsi Riau, yang mencatat total pemilih sebanyak 4.827.022 orang, di mana 2.382.021 di antaranya adalah perempuan. Delpi menilai bahwa perempuan harus menjadi pusat perhatian dalam perumusan kebijakan politik daerah. Perempuan bukan hanya pemilih, tetapi juga pilar penting dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan politik.

“Perempuan memegang peran krusial dalam masyarakat kita. Bukan hanya karena mereka mewakili hampir separuh dari jumlah pemilih, tetapi karena mereka adalah penggerak utama dalam keluarga, komunitas, dan sektor ekonomi. Oleh karena itu, visi dan misi calon kepala daerah harus mengakomodasi kepentingan perempuan sebagai bagian dari strategi membangun masyarakat yang adil dan inklusif,” ujar Tokoh Perempuan Muda ini.

Data Pemilih dan Peran Perempuan di Pilkada Riau

Dari data KPU, Kota Pekanbaru menjadi wilayah dengan jumlah TPS dan pemilih terbesar, dengan  1.389 TPS dan 791.034  pemilih, diikuti oleh Kabupaten Kampar pemilih1.280 TPS dan 601.561 pemilih. Menurutnya, daerah-daerah dengan jumlah pemilih yang signifikan ini, seperti Pekanbaru dan Kampar, harus menjadi perhatian utama bagi para kandidat dalam merumuskan kebijakan yang ramah perempuan. “Perempuan di daerah ini bukan sekadar angka dalam statistik. Mereka memiliki peran sentral dalam membangun ekonomi keluarga, mendidik anak-anak, dan menjaga kesejahteraan komunitas. Oleh karena itu, kebijakan yang berpihak pada perempuan akan berdampak besar pada kesejahteraan seluruh masyarakat,” jelasnya.

Dengan tersebarnya 11.480 TPS di seluruh Provinsi Riau, yang mencakup 172 kecamatan dan 1.862 kelurahan/desa,  Delpi menyoroti pentingnya penyebaran kebijakan yang adil dan merata, terutama yang menyentuh kehidupan perempuan di wilayah-wilayah terpencil. “Visi misi yang hanya berfokus pada perkotaan tanpa memperhatikan pedesaan akan mengabaikan kebutuhan perempuan yang tinggal di daerah terpencil. Kebijakan yang merata, termasuk dalam pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi, harus menjadi prioritas utama,” ujarnya.

Perempuan sebagai Kunci Pembangunan Berkelanjutan

Delpi menekankan bahwa isu-isu yang penting bagi perempuan, seperti akses terhadap pendidikan yang layak, kesehatan ibu dan anak, kesetaraan kesempatan kerja, serta perlindungan dari kekerasan berbasis gender, harus menjadi bagian integral dari visi dan misi para calon kepala daerah. “Kandidat yang benar-benar peduli pada perempuan akan memastikan bahwa program-program pemberdayaan ekonomi perempuan, terutama di pedesaan, menjadi agenda prioritas. Program yang berfokus pada peningkatan keterampilan dan akses perempuan terhadap sumber daya ekonomi akan berdampak langsung pada kesejahteraan keluarga,” tambahnya.

Selain itu, kesehatan perempuan menjadi sorotan utama.  Tokoh Perempuan muda ini menekankan pentingnya kebijakan yang memastikan akses yang memadai terhadap layanan kesehatan, terutama di wilayah pedesaan. “Perempuan di pedesaan menghadapi banyak tantangan, termasuk akses terhadap fasilitas kesehatan yang layak. Dalam visi misi para kandidat, harus ada komitmen untuk memperbaiki layanan kesehatan ibu hamil, anak-anak, serta pelayanan kesehatan reproduksi secara keseluruhan,” jelasnya.

Keterlibatan Perempuan dalam Politik dan Kepemimpinan

Delpi, juga menegaskan bahwa perempuan tidak boleh hanya dilihat sebagai pemilih, tetapi juga sebagai pengambil keputusan politik. “Visi misi Pilkada yang inklusif harus membuka ruang bagi perempuan untuk terlibat aktif dalam kepemimpinan politik. Ini bukan hanya tentang menambah kuota perempuan dalam pemerintahan, tetapi tentang memberikan peran yang nyata dan berpengaruh. Perempuan yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan akan membawa perspektif yang lebih kaya dan holistik terhadap kebijakan publik,” katanya.

Ia menambahkan bahwa perempuan yang terlibat dalam politik memiliki kemampuan untuk menghasilkan kebijakan yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat, terutama yang terkait dengan keluarga dan kesejahteraan anak. “Jika perempuan diberi ruang yang cukup dalam politik, kebijakan yang dihasilkan akan lebih inklusif, mencerminkan realitas kehidupan sehari-hari yang dihadapi perempuan, dan mampu menciptakan perubahan yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan,” tambahnya.

Pilkada Riau 2024: Kesempatan untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Sebagai penutup, Delpi berpesan bahwa Pilkada Riau 2024 merupakan momen krusial untuk menentukan masa depan provinsi ini. Dengan jumlah pemilih perempuan yang signifikan, calon kepala daerah harus memastikan bahwa mereka memiliki visi yang jelas untuk memberdayakan perempuan. “Pemimpin yang benar-benar berpihak pada perempuan akan membawa Riau ke arah yang lebih baik. Masa depan kita bergantung pada bagaimana kita melibatkan perempuan dalam proses politik dan pembangunan. Kebijakan yang berpihak pada perempuan bukan hanya soal keadilan, tetapi soal investasi jangka panjang bagi kesejahteraan seluruh masyarakat,” tegasnya.

Pilkada ini, menurutnya, bukan hanya tentang memenangkan kursi kepala daerah, tetapi tentang menciptakan kebijakan yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Perempuan, dengan perannya yang krusial di berbagai aspek kehidupan, harus menjadi bagian integral dari visi pembangunan daerah di masa depan. “Membangun Riau yang lebih baik dimulai dengan memberdayakan perempuan dan memastikan bahwa suara mereka didengar dalam setiap keputusan politik,” pungkasnya. (rls)