MATARIAUBERTUAH.COM,- Tiongkok kini menghadapi lonjakan kasus infeksi human metapneumovirus (HMPV), sebuah virus pernapasan yang memicu kekhawatiran publik akan potensi krisis kesehatan setelah pandemi Covid-19. Beberapa laporan menunjukkan rumah sakit di Tiongkok, khususnya di provinsi utara, mulai penuh sesak akibat meningkatnya kasus penyakit pernapasan.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Tiongkok, HMPV adalah virus RNA yang termasuk dalam keluarga Pneumoviridae. Virus ini menyebar melalui droplet batuk dan bersin, kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, serta paparan permukaan yang terkontaminasi.
“HMPV memiliki masa inkubasi sekitar tiga hingga lima hari, dengan gejala utama meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan mengi,” ujar CDC Tiongkok dalam keterangannya. Pada kasus parah, virus ini dapat menyebabkan bronkitis dan pneumonia, terutama pada anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 2001 oleh peneliti Belanda, meskipun penelitian menunjukkan keberadaannya telah berlangsung selama lebih dari enam dekade. Sebuah artikel di The Lancet Global Health pada 2021 menyebutkan bahwa HMPV bertanggung jawab atas sekitar 1 persen kematian anak-anak di bawah usia lima tahun akibat penyakit pernapasan akut.
Lonjakan kasus saat ini dilaporkan terutama menyerang anak-anak di bawah usia 14 tahun di kawasan utara Tiongkok. Meski demikian, beberapa unggahan di media sosial menunjukkan kekhawatiran masyarakat terhadap kehadiran virus lain seperti influenza A, Mycoplasma pneumoniae, dan bahkan kemungkinan varian baru Covid-19.
Hingga saat ini, belum ada vaksin yang tersedia untuk HMPV. Pengobatan yang ada hanya terbatas pada pereda gejala. CDC Tiongkok juga telah menetapkan protokol ketat untuk pelaporan dan verifikasi laboratorium guna memastikan akurasi data kasus.
Dalam upaya mencegah penyebaran lebih luas, CDC Tiongkok mengeluarkan rekomendasi kesehatan, termasuk menggunakan masker di tempat ramai, menjaga jarak sosial, mencuci tangan secara rutin, dan menghindari tempat keramaian sebisa mungkin.
Meskipun muncul laporan tidak resmi tentang pemberlakuan keadaan darurat, pemerintah Tiongkok belum memberikan konfirmasi resmi terkait hal tersebut. Namun, situasi ini menyoroti kembali pentingnya kewaspadaan terhadap penyakit pernapasan yang dapat berdampak besar pada kesehatan masyarakat.
Para ahli menyerukan perlunya peningkatan penelitian untuk mengembangkan vaksin atau pengobatan yang lebih efektif untuk HMPV, guna mencegah risiko wabah yang lebih besar di masa depan.(bsb)
Tim Redaksi